Untuk dapat menghasilkan foto dengan exposure yang tepat (perfect exposure), kita harus memperhatikan dan dapat menghitung ketersediaan cahaya pada objek foto kita. Pencahayaan pada objek yang masuk ke dalam frame foto kita, harus dapat kita terjemahkan melalui pengaturan aperture dan shutter speed yang tepat. Setelah mendapatkan metering exposure value (EV) yang tepat, maka kita siap untuk menekan tombol rana (shutter).
Namun belajar menghasilkan foto dengan perfect exposure tidaklah segampang yang dibayangkan. Setidaknya demikian untuk saya. Kesalahan dalam melakukan perhitungan exposure, akan menghasilkan foto yang kurang memuaskan. Sebuah foto dapat saja menjadi over exposure atau juga under exposure.
Foto yang over exposure ada foto yang mengalami pencahayaan berlebihan. Over exposure (OE) ini juga disebabkan pengaturan shutter speed dan aperture yang tidak tepat. Pada garis metering, keadaan OE ini digambarkan dengan jarum metering yang ada di areal plus (+). Dikarenakan pencahayaan yang berlebihan, maka foto yang dihasilkan akan terlihat kehilangan detail, dan terlalu terang (atau disebut dengan istilah harz).
Berkebalikan dengan over exposure, pengaturan aperture dan shutter speed yang kurang tepat juga dapat menghasilkan foto yang under exposure (UE). Foto yang dihasilkan karena kekurangan pencahayaan ini akan tampak gelap.
0 komentar:
Posting Komentar